Minggu, 13 Mei 2018

Ini Bahan-bahan Bom yang Disita dari Rumah Pengebom Gereja Surabaya


Tim Densus 88 Antiteror menggeledah rumah keluarga pengebom 3 gereja di Surabaya, Jawa Timur. Densus 88 menyita barang-barang untuk membuat bom.

"Selain styrofoam ditemukan ada belerang, aseton, HCL, Aquades, H2O, black powder dan korek api kayu, itu barang berbahaya di TKP rumah pelaku," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan di kawasan penggeledahan rumah pengebom gereja Dita Oepriarto, Wonorejo Asri, Surabaya, Minggu (15/3/2018).

Styrofoam ini menurut Rudi digunakan untuk memperbesar pembakaran. Ini yang digunakan pengebom saat beraksi di 3 gereja.

"Itu informasi dari Jibom (penjinak bom)," sebut Rudi.

Di dalam rumah, Densus 88 menemukan 3 plastik berisi 3 bom yang dimasukkan dalam pipa. Bom disebut punya daya ledak tinggi.


"Kemudian dilakukan destructor dicerai-beraikan. Sekarang masuk penyisiran tim Labfor, Inafis dan penyidik dari Densus 88 untuk olah TKP," sambung Rudi

Selain itu ditemukan anak panah, busur panah dan lesan panah (target panah). Tim juga menemukan sejumlah dokumen yang sedang diteliti.

Bom meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya atau GPPS Jemaat Sawahan dan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro 146.

"Jadi pelaku diduga 1 keluarga," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian terpisah.

Para pelaku berbagi peran yakni: YF dan FH (putra dari Dita S dan Puji Kuswati) membawa bom dengan sepeda motor dan diledakkan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela.

Sementara Dita, membawa bom di dalam mobil dan diledakkan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaah Sawahan, Jl Arjuna. Sedangkan istri Dita, Puji dan dua anak perempuannya FS dan PR menggunakan bom yang diikat di pinggang dan diledakkan di GKI Surabaya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
close